Pemasok Global Perangkat Uji Laboratorium Bahan Tahan Api Satu Atap

Kirim Email Kepada Kami:[email protected]

Semua Kategori
Informasi Industri

Beranda /  Berita  /  Informasi Industri

Reagen utama yang digunakan dalam uji api dan fungsinya

Oct 13, 2025 0

Analisis api melibatkan penambahan berbagai reagen yang memisahkan logam mulia yang akan ditentukan dari komponen matriks sampel melalui peleburan suhu tinggi. Reagen-reagen ini memiliki fungsi yang berbeda. Sebagian, melalui reaksi kimia pada suhu tinggi, dapat menangkap logam mulia dalam sampel; reagen semacam ini disebut agen penangkap. Lainnya, yang disebut agen fluks, dapat melelehkan sampel dan bergabung dengan komponen matriks membentuk terak seperti silikat dan borat. Reagen analisis dikategorikan ke dalam tujuh jenis berdasarkan peranannya dalam proses peleburan: fluks, agen pereduksi, agen pengoksidasi, agen pendesulfurasi, agen pensulfidasi, agen penangkap, dan agen pelapis. Beberapa reagen memiliki satu tujuan tunggal, seperti SiO2, yang berfungsi semata sebagai fluks asam, sedangkan yang lain memiliki banyak kegunaan, seperti PbO, yang berfungsi sebagai fluks basa, agen penangkap, sekaligus agen pendesulfurasi.

1732345336361.jpg

Aliran

Fungsi dari fluks adalah melelehkan komponen matriks refraktori dalam suatu sampel, seperti Al2O3, CaO, atau silikat, dan membentuk terak halus, sehingga menguraikan sampel tersebut. Fluks dikategorikan berdasarkan sifat kimianya menjadi asam, basa, dan netral.

1. Silikon dioksida, yang juga dikenal sebagai bubuk kuarsa, merupakan fluks yang sangat asam.

2. Bubuk kaca adalah fluks asam yang umum digunakan dan dapat digunakan sebagai pengganti bubuk silika. Selain mengandung SiO2 yang bersifat asam, bubuk kaca juga mengandung komponen basa seperti CaO dan Na2O. Oleh karena itu, tingkat keasamannya lebih lemah dibandingkan dengan bubuk kuarsa. Umumnya, 2-3g bubuk kaca setara dengan 1g SiO2. Bubuk ini biasanya dibuat dari kaca datar yang dicuci, dikeringkan, kemudian digiling dalam penggiling hingga ukuran 0,246mm-0,175mm.

3. Boraks adalah fluks asam yang reaktif dan mudah meleleh. Selama peleburan, boraks mulai kehilangan air kristalisasinya pada suhu 350°C dan mengembang dengan cepat. Oleh karena itu, penggunaan boraks yang berlebihan dalam campuran dapat dengan mudah menyebabkan material meluap saat peleburan, mengakibatkan hilangnya sampel di dalam krusibel. Boraks dapat membentuk borat dengan banyak oksida logam, dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan silikat yang sesuai. Sebagai contoh, titik leleh CaSiO2 adalah 1540℃, titik leleh Ca2SiO4 adalah 2130℃, sedangkan titik leleh CaO·B2O3 hanya 1154℃. Penambahan boraks ke dalam campuran dapat secara efektif menurunkan titik leleh terak.